SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI
I.
SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
·
Antoni
Van Leuwenhoek (1632-1723) Penemuan Mikroskop mulainya sejarah
perkembangan mikrobiologi karena dengan ditemukannya MIkroorganisme dalam
eksperimennya.
1.
Eksperimen
oleh Leuwenhoek
Dengan
menemukan adanya kehidupan pada benda mati yaitu dengan munculnya mahluk hidup
pada benda mati.
-
Mikroba
-
Paramecium
-
Mahluk
spontan (amoeba & berbagai mahluk hidup lainnya)
Percobaan ini memunculkan teori :
a.
Abiogenesis
Identik
dengan teori Generatio Spontanea yaitu munculnya kehidupan dari sesuatu yang
tidak ada apa-apanya/benda mati.
Seperti
: tanah apabila di lihat dg kasat mata tidak ada apa-apanya, tetapi dilihat
dengan menggunakan loop disana terdapat cacing, bakteri dll yg menunnjukan
terdapat kehidupan di sana.
b.
Biogenesis
Generasi
baru berasal dari sesuatu yang hidup/generasi sebelumnya.
Orang-orang
yang memperdalam teori ini :
-
Lazzaro
Spalanzani
-
Robert
Hooke , menemukan sel gabus yang didalamnya terdapat cairan
-
Louis
Pasteur : sifat mikroba dlm masalah fermentasi
Terkenal
dengan Labu leher angsa
·
Penemuan
sel oleh Robert Hooke
·
Penemuan
sel hewan oleh Schwan
·
Penemuan
sel tumbuhan oleh Schleiden
·
Slogan
munculnya biogenesis dan penemuan sel :
a.
Omne
vivum ex ovo yang berarti semua mahluk hidup berasal dari telur
b.
Omne
ovom ex vivo yang berarti semua telur berasal dari mahluk hidup
c.
Omne
vivum ex vivo yang berarti semua mahluk hidup berasal dari mahluk hidup
·
Robert Koch sebagai bapak MIKROBIOLOGI sangat
berjasa dalam mikrobiologi karena banyak menemukan mikroba yang menyebabkan
penyakit sehingga menyebabkan ditemukannya jenis vaksin
·
POSTULAT KOCH
1.
Mikroba
penyebab harus di dapat pada penderita
2.
Mikroba
penyebab harus dapat dibiakkan
3.
Mikroba
penyebab yang sudah dibiakkan dan diinokulasi/disuntikkan akan menunjukkan
penyakit yang sama
4.
Jasad
renik yg sudah di inokulasi dibiarkan akan menjadi bentuk yangt sama
·
Periode Spekulasi dan perintisan:
Dari zaman pra-sejarah sampai tahun 1850
Dalam
periode ini terdapat beberapa jawaban dari berbagai permasalahan yang timbul
didalam lingkungan yang berkaitan dengan peranan mikroba, misalnya:
a.
Masalah biogenesis: bagaimana dan
dari mana kehidupan itu berasal.
b.
Apa yang terjadi dengan bahan makanan yang
kemudian menjadi rusak. ( masalah pembusukan, pelendiran).
c.
Masalah contagion: mengapa dan
bagaimana suatu penyakit dapat menular dan menyebar.
d.
Masalah supurasi: apa yang terjadi
dengan pelukaan yang kemudian membengkak dan mengeluarkan nanah.
e.
Bagaimana proses fermentasi terjadi.
·
Periode Keemasan:
Antara tahun 1850-1910
Dinamakan periode keemasan, karena
dikaitkan dengan penemuan-penemuan dalam bidang:
a.
Penemuan Robert Koch (1881) tentang
metode isolasi (pemisahan), serta pembuatan preparat dan identifikasi biakan
mikroba secara murni.
Empat (4) postulat yang dikemukakan
Robert Koch:
1.
Bahwa mikroorganisme tertentu selalu
ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.
2.
Mikroorganisme dapat diisolasi di tempat
kerusaka dan ditimbulkan sebagai biakan murni di laboratorium.
3.
Biakan jasad murni bila di injeksikan pada
hewan yang sesuai dapat menimbulkan penyakit yang sama.
4.
Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi
kembali akan menyerupai bentuk yang sama seperti asalnya.
b.
Penemuan petri ( asisten Koch) untuk
cawan petri ( petri disk) didalam teknk mikroba.
c.
Penemuan Gram (1844) untuk pewarnaan
bakteri sehingga bakteri terbagi menjadi 2 kelompok besar Gram positif dan gram
negative.
d.
Penemuan Cham berland (1887) untuk
sterilisasi bahan secara fisik dengan system saringan/filter.
·
Periode Modern: dari tahun 1910 –
sekarang
Periode ini di tandai dengan
dipergunakannya banyak metode dan peralatan mutakhir, seperti electron
mikroskopis, khromatografigas, bahkan sampai computer.
Periode modern juga ditandai dengan
diraihnya hadiah nobel oleh pakar mikrobiologi yang bergerak dalam bidang
pengobatan dan kedokteran.
Misalnya:
1. Domagk
(1939), dalam penemuan obat-obat sulfa untuk untuk infeksi bakteri.
2.
Fleming, Florey dan Chay (1945), untuk
penemuan antibiotika penisilin.
3.
Stanley (1946), untuk penemuan protein virus
secara murni.
4.
Waksman (1952), untuk penemuan antibiotika
streptomisin.
5. Enders, Weller dan Beadle (1954) untuk
penemuan poliomyelitis sehingga pembuatan vaksin polio dimungkinkan.
Pada masa sekarang mikrobiologi
secara luas memasuki bidang- bidang pengetahuan lain, seperti:
1. Bidang
kesehatan,: kebersihan sanitasi dan higieni.
2.
pertanian,: peternakan, perikanan, kehutanan
dan pasca panen.
3.
Bidang industry,: industry kimia, industry
obat-obatan , industry kertas, industry tekstil, industry logam, dsb.
4.
Bidang bahan makanan khususnya yang
berhubungan dengan masalah proses pengolahan/ pembuatan, control kualitas dan
keslamatan, dan pengawasan/ preservasi, serta kerusakan.
5. Bidang lingkungan hidup dan pencemaran.
Peranan mikroba dalam lingkungan
hidup yang mulai di kembangkan adalah:
a. Jasad
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengarihi lingkungan.
b.
Jasad yang secara langsung maupun tidak
langsung dipengarihi lingkungan, sehingga pengembangan penggunaan mikroba
sebagai jasad para meter (indicator alami) terhadap perubahan dalam
lingkungan, khususnya akibat adanya pencemaran domestic (dan rumah tangga)
ataupun non-domestik ( pabrik, industry, pertanian dsb).
·
SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
MENURUT PARA AHLI
a.
Era Robert Hooke dan Antoni Van Leeuwenhoek
-
Sebagai orang pertama yang melihat bakteri dengan mikroskop sederhana yang
hanya terdiri dari satu lensa.
-
Sebagai pengungkap semua rahasia tentang mikroba yang sebelumnya masih
merupakan misteri.
b. Era
Louis Pasteur
-
Menemukan prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan fermentasi
-
Terinya tentang “ Generatio Spontanea” yaitu organisme hidup berasal dari
organisme hidup juga.
-
Percobaannya dengan kaldu yang disterilkan
-
Percobaan labu leher angsa yang membuktikan adanya mikroorganisme.
c.
Era Robert Koch
-
Sebagai orang pertama yang menemukan konsep hubungan antara penyakit menular
dengan mikroorganisme.
A. PENEMUAN ANIMALCULUS
Awal terungkapnya dunia
mikroba adalah dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek
(1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih
sangat sederhana, dilengkapi satu lensa
dengan jarak fokus yang sangat pendek,
tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300
kali. Leeuwenhoek melakukan pengamatan tentang struktur mikroskopis biji,
jaringan tumbuhan dan invertebrata kecil, tetapi
penemuan yang terbesar adalah diketahuinya dunia mikroba
yang disebut sebagai “animalculus” atau hewan kecil. Animalculus adalah
jenis-jenis mikroba yang sekarang diketahui
sebagai protozoa, algae, khamir, dan bakteri.
B.
TEORI ABIOGENESIS DAN BIOGENESIS
Penemuan animalculus
di alam, menimbulkan rasa ingin tahu
mengenai asal usulnya. Menurut teori abiogenesis, animalculus
timbul dengan sendirinya dari bahan-bahan mati. Doktrin
abiogenesis dianut sampai jaman Renaissance,
seiring dengan kemajuan pengetahuan mengenai mikroba, semakin lama
doktrin tersebut menjadi tidak terbukti. Sebagian ahli menganut
teori biogenesis, dengan pendapat bahwa animalculus terbentuk dari “benih”
animalculus yang selalu berada di udara. Untuk mempertahankan pendapat
tersebut maka penganut teori ini mencoba
membuktikan dengan berbagai percobaan.
Fransisco Redi (1665),
memperoleh hasil dari percobaannya bahwa ulat
yang berkembang biak di dalam daging busuk,
tidak akan terjadi apabila daging tersebut disimpan di
dalam suatu tempat tertutup yang tidak dapat disentuh oleh lalat. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ulat tidak secara spontan berkembang dari daging.
Percobaan lain yang dilakukan oleh Lazzaro
Spalanzani memberi bukti yang menguatkan bahwa
mikroba tidak muncul dengan sendirinya, pada percobaan menggunakan kaldu
ternyata pemanasan dapat menyebabkan animalculus tidak
tumbuh. Percobaan ini juga dapat menunjukkan bahwa
perkembangan mikrobia di dalam suatu bahan, dalam arti terbatas menyebabkan
terjadinya perubahan kimiawi pada bahan tersebut.
Percobaan yang dilakukan oleh Louis
Pasteur juga banyak membuktikan bahwa teori abiogenesis tidak
mungkin, tetapi tetap tidak dapat menjawab
asal usul animalculus. Penemuan Louis Pasteur
yang penting adalah (1) Udara mengandung mikrobia
yang pembagiannya tidak merata, (2) Cara
pembebasan cairan dan bahan-bahan dari
mikrobia, yang sekarang dikenal sebagai
pasteurisasi dan sterilisasi. Pasteurisasi adalah
cara untuk mematikan beberapa jenis mikroba
tertentu dengan menggunakan uap air panas, suhunya kurang lebih 62o
C. Sterilisasi adalah cara untuk mematikan mikroba dengan
pemanasan dan tekanan tinggi, cara ini
merupakan penemuan bersama ahli yang lain.
C.
PENEMUAN BAKTERI BERSPORA
John Tyndall
(1820-1893), dalam suatu percobaannya juga
mendukung pendapat Pasteur. Cairan bahan organik yang sudah dipanaskan dalam
air garam yang mendidih selama 5 menit dan diletakkan di dalam ruangan
bebas debu, ternyata tidak akan membusuk walaupun disimpan dalam
waktu berbulan-bulan, tetapi apabila tanpa pemanasan maka akan
terjadi pembusukan. Dari percobaan Tyndall ditemukan adanya fase
termolabil (tidak tahan pemanasan, saat
bakteri melakukan pertumbuhan) dan termoresisten pada bakteri
(sangat tahan terhadap panas). Dari penyelidikan ahli botani Jerman
yang bernama Ferdinand Cohn, dapat
diketahui secara mikroskopis bahwa pada fase termoresisten,
bakteri dapat membentuk endospora. Dengan penemuan tersebut,
maka dicari cara untuk sterilisasi bahan
yang mengandung bakteri pembentuk spora, yaitu
dengan pemanasan yang terputus dan diulang
beberapa kali atau dikenal sebagai Tyndallisasi.
Pemanasan dilakukan pada suhu 100 derajat C
selama 30 menit, kemudian dibiarkan pada
suhu kamar selama 24 jam, cara ini diulang sebanyak 3
kali. Saat dibiarkan pada suhu kamar, bakteri berspora yang masih
hidup akan berkecambah membentuk fase pertumbuhan
/ termolabil, sehingga dapat dimatikan pada pemanasan berikutnya.
D.
PERAN MIKROBA DALAM TRANSFORMASI BAHAN ORGANIK
Suatu bahan yang ditumbuhi oleh
mikroba akan mengalami perubahan susunan kimianya. Perubahan
kimia yang terjadi ada yang dikenal
sebagai fermentasi (pengkhamiran) dan pembusukan (putrefaction).
Fermentasi merupakan proses yang menghasilkan
alkohol atau asam organik, misalnya terjadi
pada bahan yang mengandung karbohidrat.
Pembusukan merupakan proses peruraian yang menghasilkan
bau busuk, seperti pada peruraian bahan yang mengandung protein.
Pada tahun 1837, C. Latour, Th. Schwanndon, dan F. Kutzing
secara terpisah menemukan bahwa zat gula yang mengalami fermentasi
alkohol selalu dijumpai adanya khamir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perubahan gula menjadi alkohol dan CO2 merupakan fungsi fisiologis dari
sel khamir tersebut. Teori biologis ini ditentang oleh Jj.
Berzelius, J. Liebig, dan F. Wahler.
Mereka berpendapat bahwa fermentasi dan pembusukan
merupakan reaksi kimia biasa. Hal ini dapat dibuktikan pada
tahun 1812 telah berhasil disintesa senyawa organik urea dari senyawa
anorganik.
Pasteur banyak
meneliti tentang proses fermentasi (1875-1876).
Suatu saat perusahaan pembuat anggur dari
gula bit, menghasilkan anggur yang masam. Berdasarkan
pengamatannya secara mikroskopis, sebagian dari
sel khamir diganti kedudukannya oleh sel lain yang berbentuk
bulat dan batang dengan ukuran sel lebih kecil. Adanya sel-sel yang lebih
kecil ini ternyata mengakibatkan sebagian besar proses fermentasi alkohol
tersebut didesak oleh proses fermentasi lain, yaitu
fermentasi asam laktat. Dari kenyataan ini,
selanjutnya dibuktikan bahwa setiap proses
fermentasi tertentu disebabkan oleh aktivitas
mikroba tertentu pula, yang spesifik untuk
proses fermentasi tersebut. Sebagai contoh fermentasi
alkohol oleh khamir, fermentasi asam laktat oleh
bakteri Lactobacillus, dan fermentasi asam sitrat oleh jamur Aspergillus.
E.
PENEMUAN KEHIDUPAN ANAEROB
Selama meneliti
fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya
proses kehidupan yang tidak membutuhkan udara.
Pasteur menunjukkan bahwa jika udara dihembuskan ke
dalam bejana fermentasi butirat, proses fermentasi menjadi terhambat,
bahkan dapat terhenti sama sekali. Dari hal ini kemudian dibuat 2
istilah, (1) kehidupan anaerob, untuk mikroba yang
tidak memerlukan Oksigen, dan (2) kehidupan
aerob, untuk mikroba yang memerlukan Oksigen. Secara fisiologis
adanya fermentasi dapat digunakan untuk mengetahui
beberapa hal. Oksigen umumnya diperlukan
mikroba sebagai agensia untuk mengoksidasi senyawa organik
menjadi CO2. Reaksi oksidasi tersebut dikenal sebagai “respirasi
aerob”, yang menghasilkan tenaga untuk
kehidupan jasad dan pertumbuhannya. Mikroba lain dapat
memperoleh tenaga dengan jalan memecahkan senyawa
organik secara fermentasi anaerob, tanpa
memerlukan Oksigen. Beberapa jenis mikroba bersifat
obligat anaerob atau anaerob sempurna.
Jenis lain bersifat fakultatif anaerob, yaitu mempunyai dua
mekanisme untuk mendapatkan energi. Apabila ada Oksigen, energi diperoleh
secara respirasi aerob, apabila tidak ada Oksigen energi diperoleh
secara fermentasi anaerob. Pasteur mendapatkan
bahwa respirasi aerob adalah proses yang efisien untuk menghasilkan
energi.
F.
PENEMUAN ENZIM
Menurut Pasteur,
proses fermentasi merupakan proses vital untuk
kehidupan. Pendapat tersebut ditentang oleh Bernard (1875), bahwa
khamir dapat memecah gula menjadi alkohol dan CO2
karena mengandung katalisator biologis dalam
selnya. Katalisator biologis tersebut dapat
diekstrak sebagai larutan yang tetap dapat
menunjukkan kemampuan fermentasi, sehingga fermentasi dapat dibuat sebagai
proses yang tidak vital lagi (tanpa sel).
Pada tahun 1897,
Buchner dapat membuktikan gagasan Bernard,
yaitu pada saat menggerus sel khamir dengan pasir dan ditambahkan
sejumlah besar gula, terlihat dari campuran tersebut dibebaskan
CO2 dan sedikit alkohol. Penemuan ini membuka jalan ke
perkembangan biokimia modern. Akhirnya dapat diketahui bahwa pembentukan
alkohol dari gula oleh khamir,
merupakan hasil urutan beberapa reaksi
kimia, yang masing-masing dikatalisir oleh biokatalisator yang spesifik
atau dikenal sebagai enzim.
G.
MIKROBA PENYEBAB PENYAKIT
Pasteur menggunakan
istilah khusus untuk mengatakan kerusakan pada
minuman anggur oleh mikrobia, yaitu disebut penyakit Bir. Ia
juga mempunyai dugaan kuat tentang adanya peran mikroba dalam menyebabkan
timbulnya penyakit pada jasad tingkat tinggi. Bukti-buktinya
adalah dengan ditemukannya jamur penyebab
penyakit pada tanaman gandum (1813), tanaman kentang (1845), dan penyakit pada
ulat sutera serta kulit manusia. Pada tahun 1850 diketahui
bahwa dalam darah hewan yang sakit antraks,
terdapat bakteri berbentuk batang. Davaine
(1863-1868) membuktikan bahwa bakteri tersebut hanya terdapat
pada hewan yang sakit, dan penularan buatan menggunakan
darah hewan yang sakit pada hewan
yang sehat dapat menimbulkan penyakit yang sama.
Pembuktian bahwa antraks disebabkan oleh bakteri dilakukan oleh Robert Koch
(1876), sehingga ditemukan “postulat Koch” yang
merupakan langkah-langkah untuk membuktikan bahwa suatu mikroba adalah
penyebab penyakit.
Postulat Koch dalam bentuk umum
adalah sebagai berikut:
1.
Suatu mikroba yang diduga sebagai penyebab
penyakit harus ada pada setiap tingkatan penyakit.
2.
Mikroba tersebut dapat diisolasi dari jasad
sakit dan ditumbuhkan dalam bentuk biakan murni.
3.
Apabila biakan murni tersebut disuntikkan pada hewan yang sehat dan peka,
dapat menimbulkan penyakit yang sama.
4.
Mikrobia dapat diisolasi kembali dari jasad yang telah dijadikan sakit
tersebut.
H.
PENEMUAN VIRUS
Iwanowsky menemukan bahwa
filtrat bebas bakteri -(cairan yang telah disaring dengan
saringan bakteri)- dari ekstrak tanaman
tembakau yang terkena penyakit mozaik, ternyata masih tetap
dapat menimbulkan infeksi pada tanaman tembakau yang sehat. Dari
kenyataan ini kemudian diketahui adanya
jasad hidup yang mempunyai ukuran jauh
lebih kecil dari bakteri (submikroskopik)
karena dapat melalui saringan bakteri, yaitu dikenal sebagai
virus.
Untuk membuktikan
penyakit yang disebabkan oleh virus, dapat
digunakan postulat River (1937), yaitu:
1.
Virus harus berada di dalam sel inang.
2.
Filtrat bahan yang terinfeksi tidak mengandung bakteri atau
mikroba lain yang dapat
3.
ditumbuhkan di dalam media buatan.
4.
Filtrat dapat menimbulkan penyakit pada jasad yang peka.
5.
Filtrat yang sama yang berasal dari hospes peka tersebut harus dapat
menimbulkan kembali penyakit yang sama.
I.
MIKROBIOLOGI
TANAH
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa mikrobia berperan atas perubahan kimiawi yang
terjadi di dalam tanah. Peranan mikrobia
dalam beberapa siklus unsur hara yang penting, seperti siklus
Karbon, Nitrogen, Sulfur, ditunjukkan oleh Winogradsky dan Beijerinck. Winogradsky
menemukan bakteri yang mempunyai fisiologis
khusus, yang disebut bakteri autotrof. Bakteri
ini dapat tumbuh pada lingkungan yang
seluruhnya anorganik. Energi diperoleh dari hasil
oksidasi senyawa anorganik tereduksi, dan menggunakan
CO2 sebagai sumber Karbon. Bakteri autotrof
dapat dicirikan dari kemampuannya menggunakan
sumber anorganik tertentu. Sebagai contoh,
bakteri Belerang dapat mengoksidasi senyawa
Belerang anorganik. Penemuan lain bersama Beijerinck
adalah adanya bakteri penambat Nitrogen
nonsimbiotik dan simbiotik, yang dapat memanfaatkan
Nitrogen dalam bentuk gas N2.
J.
GENERATIO SPONTANEA (ABIOGENESIS) MENURUT PANDANGAN BARU
Bukti-bukti baru mendukung bahwa
kehidupan terjadi dari berbagai unsur kimia, dengan rangkaian
reaksi yang mirip dengan reaksi yang
terjadi di alam. Menurut pendapat Oparin (1938)
dan Haldane (1932), bumi pada jaman prebiotik
mempunyai atmosfer yang bersifat anaerob.
Atmosfer bumi saat itu mengandung sejumlah besar
Nitrogen, Hidrogen, CO2, uap air, sejumlah ammonia, CO, dan H2S.
Di atmosfer Oksigen hampir tidak ada, dan lapisan ozon
sangat tipis, sehingga sinar ultra violet banyak mengenai bumi. Radiasi
uv, suhu tinggi dan loncatan bunga api listrik, menyebabkan
sejumlah bahan anorganik yang ada berubah
menjadi bahan organik, serta terjadinya evolusi
pada bahan-bahan organik menjadi lebih kompleks,
atau mulai terbentuk makromolekul. Diduga
makromolekul akan saling bergabung membentuk semacam membran,
yang kemudian mengelilingi suatu cairan, dan akhirnya terbentuk
suatu organisme seluler. Selanjutnya untuk
mengevolusikan jasad bersel tunggal menjadi
bersel majemuk memerlukan waktu kurang lebih
2,5 milyar tahun. Untuk mengevolusikan jasad bersel majemuk
menjadi reptil sampai binatang menyusui memerlukan waktu milyaran tahun lagi.
Teori asal mula kehidupan diatas didukung oleh penemuan S. Miller (1957)
dan H. Urey (1954). Bejana Miller diisi dengan gas CH4, NH3, H2O, dan
H2. Gas-gas tersebut dibiarkan bersirkulasi terus-menerus
melalui loncatan bunga api listrik, kondensor, dan air mendidih.
Seminggu kemudian ternyata menunjukkan terbentuknya senyawa organik seperti
asam amino glisin dan alanin, serta asam organik seperti asam suksinat. Dengan
merubah bahan dasar dan energi yang
diberikan dalam aparat Miller, maka dapat
disintesa senyawa-senyawa lain seperti
polipeptida, purin, dan ATP. Makromolekul inilah yang
diduga sebagai awal terbentuknya kehidupan.
K.
PENGGUNAAN MIKROBA
1.
Penggunaan mikroba untuk proses-proses klasik,
seperti khamir untuk membuat anggur dan roti, bakteri asam
laktat untuk yogurt dan kefir, bakteri asam asetat untuk vinegar, jamur Aspergillus
sp. untuk kecap, dan jamur Rhizopus sp. untuk tempe.
2. Penggunaan mikroba
untuk produksi antibiotik, antara lain
penisilin oleh jamur Penicillium sp., streptomisin oleh
actinomysetes Streptomyces sp.
3.
Penggunaan mikroba untuk proses-proses baru, misalnya karotenoid dan steroid
oleh jamur, asam glutamat oleh mutan Corynebacterium
glutamicum, pembuatan enzim amilase, proteinase, pektinase, dan
lain-lain.
4.
Penggunaan mikroba dalam teknik genetika modern, seperti untuk pemindahan
gen dari manusia, binatang, atau tumbuhan ke dalam sel mikrobia,
penghasilan hormon, antigen, antibodi, dan senyawa lain misalnya insulin,
interferon, dan lain-lain.
5.
Penggunaan mikroba di bidang pertanian, misalnya untuk pupuk hayati
(biofertilizer), biopestisida, pengomposan, dan sebagainya.
6.
Penggunaan mikroba di bidang pertambangan,
seperti untuk proses leaching di tambang emas,
desulfurisasi batubara, maupun untuk proses penambangan minyak bumi.
Penggunaan mikroba di bidang
lingkungan, misalnya untuk mengatasi pencemaran limbah organik maupun anorganik
termasuk logam berat dan senyawa xenobiotik
II.
SEJARAH PERKEMBANGAN VIROLOGI
Virologi ialah cabang Microbiologi yang mempelajari makhluk
suborganisme, terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan
pula viroid dan prion.
Virus adalah
organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri
sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil
berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus
terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Struktur dan karakteristik
Virus
Virus
selalunya terdiri daripada lapisan protein sebagai pelindung (sampul), teras
protein yang menyimpan gen virus, dan gen virus itu sendiri.
1. .Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian
luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut
kapsomer.
2. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri
atas kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri
dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus
sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
3.Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
4.Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor.
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor.
Pengelompokkan Virus
Berdasarkan jenis asam nukleat, virus dapat dikelompokkan
menjadi dua
kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus).
Berikut ini beberapa contoh dari kedua kelompok virus tersebut dan penyakit
yang ditimbulkannya.
kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus).
Berikut ini beberapa contoh dari kedua kelompok virus tersebut dan penyakit
yang ditimbulkannya.
Virus ARN Virus AND. Nama –nama penyakit
Ø
Virus Orthomyxo
Ø
Influenza Virus mozaik Bercak-bercak
pada daun tembakau
Ø
Virus rhabdo Rabies Virus herpes
Herpes
Ø
Virus hepatitis Hepatitis Virus pox
Cacar
Ø
Virus paramyxo Pes pada hewan ternak
Ø
Virus papova Kutil pada manusia
Ø
Retrovirus AIDS
Ø
Virus picorna Polio
Ø
Virus toga Demam kuning dan
ensefalitis
Ø
Virus arena Meningitis
Reproduksi Virus
1. Daur litik (litic cycle)
a. Fase
Adsorbsi (fase penempelan)
Ditandai
dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus
mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada
dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.
b. Fase
Injeksi (memasukkan asam inti)
Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.
Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.
c. Fase Sintesis (pembentukan)
DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian bagian virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian bagian virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
d. Fase Asemblin (perakitan)
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200buah dalam satu daur litik.
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200buah dalam satu daur litik.
e. Fase Litik (pemecahan sel inang)
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
2. Daur lisogenik (lisogenic cycle)
a.
Fase Penggabungan
Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus.
Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus.
b. Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
c.
Fase Sintesis
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian virus
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian virus
d. Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk
ke dalam akan membentuk virus baru
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk
ke dalam akan membentuk virus baru
e.
Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru
klasifikasi Virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi,
tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
Virus DNA
Virus RNA
Virus berselubung
Virus non-selubung
Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
Virus Enterik
Virus Respirasi
Arbovirus
Virus onkogenik
Hepatitis virus
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
Virus DNA
Virus RNA
Virus berselubung
Virus non-selubung
Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
Virus Enterik
Virus Respirasi
Arbovirus
Virus onkogenik
Hepatitis virus
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
Lucky Club Casino Site Review
BalasHapusLucky Club Casino Online is a Casino that is operated by the Glimpse Gaming Group. It is located at 804 E. St. Julian Street in Bonus: Welcome Bonus 100% up to $300 luckyclub.live + $50 Match Bonus